Profile : Perjuangan Hidup Seorang Tukang Parkir

Diposting oleh Unknown di 18.17

            Tubuhnya yang mulai rapuh, tak memudarkan semangat seorang lelaki tua yang berprofesi sebagai tukang parkir di dekat Stadion Brawijaya, Kediri. Kakek yang bernama Pujiono ini sudah menekuni profesinya selama 3 tahun. Sebelum menjadi tukang parkir, beliau sempat menjadi buruh tani di desa tempat tinggalnya. Kemudian ada orang yang mengusulkan beliau untuk bekerja menjadi juru parkir di dekat Stadion Brawijaya.

            
                  Lelaki yang berusia lebih dari 60 tahun ini mengaku lebih senang menjadi tukang parkir daripada menjadi buruh tani. “Saya lebih senang menjadi tukang parkir daripada harus berpanas-panasan di sawah, karena tubuh saya ini sudah tak muda lagi.” Ujar suami dari mbah Inem ini ketika kami wawancarai di tempat kerjanya.
            
             Dengan naik sebuah mikrolet, bapak 2 anak ini sampai di tempat kerjanya. Beliau bekerja dari jam 07.00 WIB sampai jam 18.00 WIB.jika tak ada pengunjung yang membutuhkan jasanya, beliau hanya duduk dan memandangi keramaian disekitarnya. Ketika ada pertandingan di Stadion Brawijaya, beliau tidak bekerja. Karena sudah ada orang yang mengurusinya. 

            Pekerjaan dengan upah yang terbilang sedikit ini, rela ia jalani demi menghidupi ketiga anggota keluargannya. 2 dari 4 cucunya dititipkan pada tetangganya. Karena beliau tidak sanggup membiayainya. Meskipun pendapatannya perhari tidak tetap, tetapi beliau masih digaji sebesar Rp. 30.000/bulan oleh atasannya yaitu Bu Ririn.

            Terkadang beliau mendapatkan pendapatan Rp.20.000/hari jika /ramai pengunjung, itupun kalau ada yang  membayar jasanya. Penggemar jamu tradisional ini juga masih melakukan puasa senin-kamis, walaupun beliau sudah tua.

0 komentar on "Profile : Perjuangan Hidup Seorang Tukang Parkir"

Posting Komentar

Visitors

Flag Counter

Purp Bird

Translate

 

Let's Dream!!! Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez